Indosat Indosat Indosat

Cara SMPN 33 Palembang agar Menu MBG Habis: Siswa Bisa Request

Indosat

Cerita Pagaralam – SMPN 33 Palembang menemukan metode inovatif untuk memastikan menu makan bergizi gratis (MBG) benar-benar habis disantap oleh para siswa. Sekolah yang menjadi salah satu percontohan program MBG di Palembang ini membuka kesempatan bagi siswa untuk meminta menu makanan sesuai selera, asalkan tetap memenuhi standar gizi yang telah ditetapkan.

Sejak program MBG diterapkan pada Januari 2025, pihak sekolah sempat menghadapi kendala. Banyak siswa yang menolak makan menu MBG, beberapa bahkan memilih meninggalkannya sama sekali karena alasan tidak sesuai selera atau kurang menarik. Hal ini sempat menimbulkan kekhawatiran bahwa tujuan utama program MBG, yaitu memastikan anak-anak memperoleh asupan gizi seimbang, tidak tercapai.

Indosat

Respons Awal Siswa dan Tantangan Implementasi

Menurut Kepala SMPN 33 Palembang, Nurbaiti, kendala awal muncul saat wali kelas melakukan pengecekan makanan setelah jadwal makan.

“Jadi awalnya, makanan ini kan dicek oleh masing-masing wali kelas setelah selesai jadwal makan. Nah, banyak yang tidak habis. Ternyata anak-anak protes, banyak yang bilang tidak suka,” ujarnya.

Bukan hanya rasa makanan, beberapa siswa merasa bosan dengan menu yang itu-itu saja, sehingga mereka enggan menghabiskannya. Hal ini menjadi perhatian serius karena MBG merupakan program pemerintah untuk mendukung kecukupan gizi siswa sekolah menengah, terutama di kota besar seperti Palembang, di mana pola makan anak-anak sering tidak seimbang akibat gaya hidup dan konsumsi jajanan instan.

Inovasi dengan Sistem Request Menu

Untuk mengatasi hal tersebut, sekolah membuka mekanisme request menu, di mana siswa dapat menyampaikan menu yang mereka inginkan. Tentunya, menu yang diminta tetap harus sesuai dengan standar gizi yang telah ditetapkan oleh pihak SPPG (Satuan Pengelola Program Gizi).

“Siswa ini beraneka ragam cara request-nya. Biasanya mereka menulis di kertas, lalu dimasukkan ke dalam wadah makanan. Ada juga yang ditempel di sisi samping atau atas tutup wadahnya,” jelas Nurbaiti.

Sistem ini terbukti meningkatkan partisipasi siswa dan mengurangi sisa makanan yang dibuang. Anak-anak merasa dihargai karena pendapat mereka didengar, sementara pihak sekolah tetap memastikan bahwa kebutuhan nutrisi terpenuhi, termasuk asupan protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan konsentrasi belajar.

Dampak Positif terhadap Kesehatan dan Pendidikan

Program MBG di SMPN 33 Palembang tidak hanya fokus pada kecukupan kalori dan gizi, tetapi juga berperan dalam menanamkan kebiasaan makan sehat sejak dini. Dengan melibatkan siswa dalam proses pemilihan menu, mereka belajar mempertimbangkan nutrisi, variasi makanan, dan pola makan seimbang.

Pihak sekolah juga mencatat adanya peningkatan energi dan konsentrasi belajar siswa sejak program ini diterapkan secara lebih partisipatif. Guru-guru melaporkan bahwa anak-anak lebih fokus dalam pelajaran setelah menerima menu MBG yang sesuai selera namun tetap bergizi.

Peran Orang Tua dan Komunitas

Selain pihak sekolah, orang tua juga diajak untuk terlibat aktif dalam mengawasi konsumsi makanan anak-anak. Beberapa orang tua bahkan memberikan saran menu yang disukai anak mereka melalui wali kelas, sehingga program MBG menjadi kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan pengelola gizi.

Keterlibatan komunitas ini semakin memperkuat tujuan program, yaitu meningkatkan kesehatan anak sekolah, mengurangi masalah gizi buruk, dan menumbuhkan kebiasaan makan sehat yang berkelanjutan.

Tantangan dan Strategi Berkelanjutan

Meski berhasil mengurangi sisa makanan, SMPN 33 Palembang menyadari bahwa tantangan masih ada. Beberapa menu yang disukai anak-anak mungkin sulit diadakan setiap hari karena keterbatasan bahan atau biaya. Oleh karena itu, pihak sekolah berencana:

  1. Menyusun rotasi menu bulanan agar variasi tetap terjaga.

  2. Meningkatkan edukasi tentang gizi dan pentingnya makan bergizi melalui kegiatan ekstrakurikuler dan workshop.

  3. Mengoptimalkan pemanfaatan bahan lokal agar menu tetap segar, bergizi, dan hemat biaya.

Kesimpulan

Inovasi SMPN 33 Palembang dalam mengoptimalkan program MBG dengan sistem request menu menunjukkan bahwa pendekatan partisipatif dapat meningkatkan efektivitas program pemerintah. Tidak hanya sekadar memberikan makanan gratis, tetapi juga mendidik siswa untuk memahami nilai gizi dan kebiasaan makan sehat, sekaligus mengurangi pemborosan makanan.

Kisah sukses ini bisa menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Palembang maupun wilayah Sumatera Selatan, agar program MBG tidak hanya terserap, tetapi juga memberikan manfaat maksimal bagi kesehatan dan pendidikan siswa.

Indosat