Cerita Pagaralam — Setelah dua hari penuh pencarian tanpa henti, upaya tim gabungan akhirnya membuahkan hasil. Korban tenggelam di kawasan wisata Curup Besemah, Desa Mingkik, Kelurahan Atung Bungsu, Kecamatan Dempo Selatan, berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Senin dini hari (3/11/2025) sekitar pukul 01.30 WIB.
Korban diketahui bernama Muhammad Azih Sahir bin Muklis (16), seorang pelajar asal Desa Nendagung, Kecamatan Pagaralam Selatan, Kota Pagaralam. Ia dilaporkan tenggelam dua hari sebelumnya saat berwisata bersama beberapa rekannya di lokasi wisata air terjun yang terkenal dengan keindahan alamnya, namun juga memiliki arus air cukup deras dan bebatuan licin.
Menurut keterangan dari Kapolres Pagaralam AKBP Januar Kencana Setia Persada, S.I.K., melalui Kapolsek Dempo Selatan IPTU Akhirudin, S.H. didampingi Kasi Humas IPTU Mansyur, S.H., korban justru pertama kali ditemukan oleh pihak keluarga sendiri. Sejak awal kejadian, keluarga korban turut melakukan pencarian bersama tim gabungan dari BPBD Pagaralam, Basarnas, TNI, Polri, Tagana, dan relawan masyarakat.
“Benar, korban ditemukan sekitar pukul setengah dua dini hari oleh pihak keluarga yang melakukan penyisiran di sekitar lokasi jatuhnya korban. Setelah ditemukan, jenazah segera dievakuasi dan dibawa ke rumah duka di Desa Nendagung,” ujar IPTU Akhirudin kepada awak media.
Sebelumnya, pencarian sempat terkendala oleh kondisi medan yang curam, aliran sungai yang deras, serta cuaca hujan, yang menyebabkan jarak pandang tim penyelam terbatas. Selama dua hari, tim melakukan penyisiran darat dan penyelaman di beberapa titik yang diduga menjadi lokasi korban terseret arus.
Setelah dievakuasi, jenazah korban diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan secara layak. Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat berwisata di area air terjun, terutama saat kondisi hujan atau debit air meningkat, karena arus di kawasan Curup Besemah dapat berubah sangat cepat dan berpotensi membahayakan pengunjung.
“Kami mengimbau para wisatawan untuk tidak berenang atau bermain air di titik yang memiliki arus kuat. Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” tambah Kapolsek Dempo Selatan.
Peristiwa ini menambah daftar kecelakaan wisata di kawasan alam Pagaralam yang kerap terjadi akibat kelalaian dan kurangnya kewaspadaan terhadap kondisi cuaca dan medan di area air terjun. Pemerintah Kota Pagaralam bersama aparat terkait berencana memperketat pengawasan serta pemasangan tanda peringatan bahaya di sekitar lokasi wisata alam agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.












